KOPI

Hai Kopi, Senyum berantakanmu selalu memenuhi hidupku, Hai Cangkir, Setiap hari aku tetap merindu bibirmu (Dee Rahman).

Kopi Jalanan

Perjamuan ini, aku tak mengerti, tapi anggur sedikit membuatku bersabar. (Dee Rahman).

Espresso Soda

Kamulah Espresso Soda yang paling manis di lidahku, Kekasih (Dee Rahman).

Cerry

Kau selalu menggoda dengan segarnya tatapanmu (Dee Rahman).

Dee Rahman

Untuk membuat kue seorang wanita tidak perlu berdandan feminin, yang penting dia jatuh cinta rasanya pasti hmmmm (Dee Rahman).

Minggu, 05 Februari 2017

Dibohongin? Ketawaain aja...

Pernah nggak ketemu orang yang suka banget bohong, padahal kita udah tau kalau dia bohong, yaampun... ini hal paling lucu sedunia, coba inget-inget wajah orang yang dengan sangat yakinnya membohongi kita tapi kita udah tau faktanya, tapi kita diem aja dan dia (si pembohong) dengan menggebu-gebunya cari alasan, kalau aku sih emang sengaja diem biar dia kerepotan nyari ide, kira-kira sekreatif apa sih kalau nyari alasan, ternyata alasannya itu ya malah bikin aku kepingkel-pingkel, sumpah lucu.

Sudah kepingkel-pingkel aku harus acting pula, pura-pura percaya dan harus nahan ketawa, ini hal paling susah, tujuanku diem itu adalah biar aja dia ngira kalau aku bego, padahal yang bego kan dia, hahahaha. Dia ngira aku gak tau kalau dia lagi bohong gitu padahal saking aku pengen ngetawain dia di belakang, dan pas diem sendiri gitu, inget-inget kejadian kaya gini bisa bikin aku bahagia, hahaha beneran bahagia, kenapa bahagia? karena waktu aku nanya sesuatu ni misal "Siapa anu?", jawabnya anoe itu sepupu aku yang lagi dateng dari luar kota, padahal yang aku tanya itu anu bukan anoe, ya Tuhanku... terimakasih sudah menciptakan orang lucu seperti itu dalam hidupku.

Dan hal yang paling menggelikan itu adalah ketika ekspektasi kita atas jawaban si pembohong ini di luar batas kemampuan kita berpikir, misalnya seperti pertanyaan tentang anu tadi itu, aku sih ekspektasinya dia bakal jawab anu itu temanku sekelasku, sekantorku, sekosku atau gitu-gitu lah, tapi jawabannya malah jadi anoe, nah lo... anu sama anoe kan ejaannya sama, beda tipis lah, tapi jangan kira aku bisa terkecoh dengan hal-hal seperti ini, aku mah dibohongin model apapun bisa tau, aku kan bukan dukun heuheuheu.

Satu lagi, kalau yang membohongi kamu itu adalah pacar kamu plus teman kamu yang lagi selingkuh? lucu enggak itu? tetep lucuuuu.... huakakakak, benaran ini lucu banget, sumpah deh... memang banyak kok orang-orang yang gitu, jadi jangan heran, jan jangan kagetan, apa-apa itu tetap bisa dibawa lucu, kalau seandainya kamu punya pacar sama temen yang kaya gitu ya tinggalin, dan jangan mau balik-balik lagi semeja buat ngopi sama mereka, no way!! gak bakal ada crita yang kaya gitu kalau buat aku sih.

Aku sih bukan tipe orang setia, tapi seenggaknya aku sih bukan tipe orang yang temen makan temen gitu lah, makan Indomie masih enak lho... lagian kaya gak ada orang lain aja, aku ngomong gini juga bukan berarti aku gak pernah selingkuh sama pacarnya temen, pernah!! sekali huakakakak, tapi nggak gitu ceritanya, ceritanya aku selinguh itu karena mereka lagi complicated gitu lho, aku kan nggak tegaan orangnya, suka menolong dan baik hati, jadi maksud awalnya itu menghibur teman yang lagi susah eh keterusan, ya maap. buahahaha

Aduh kok jadi curhat? ya itu sih cukup sekali aja dalam hidup ini, dan aku menyesal sepenuh hati, dan gak bakal lagi aku begitu, kalau kita gak baik-baik ke teman kita lha terus kita mau jadi apa, sseeehhh... anjay kaya apa aja, ya punya temen itu yang baik lah kita, kalau kita udah baik lha dia nya gak baik itu mah urusan dia sama dia sendiri, tugas kita cuma kaya biasanya, makan enak, minum manis, minum kopi, tidur cukup, gak banyak pikiran, suantai gitu lho hidup itu.

wes ta suantai gitu lho hidup itu, gak banyak-banyak ketawa juga untuk menunjukkan bahwa kita itu bahagia, kan kita sudah cukup bahagia kalau inget-inget si pembohong kelas sendal jepit, kelas bawah, pas sedih gitu terus inget-inget yang kaya gitu, kan bisa ketawa-ketawa bahagia gimana gitu, kita hidup tenang eh dia yang pembohong itu hidupnya masih harus bohong terus, kan kasihan dia, masih mending kita lah yang biasa-biasa aja tapi tentrem, sruput kopine...

Buat para pembohong-pembohong saya doakan semoga lekas diberi hidayah dan dituntun ke jalan yang benar, eh lupa, aku kan bukan orang yang rajin sholat kok aku doa sih, mana ditrima doa ku kalau gini, terus gimana ya? yowes sak karep-karepmu wes... bohongmu bukan urusanku, hasil dari bohongmu juga bukan urusanku, semua konsekuensi bukan urusanku juga, so tetaplah berkarya, kalau gak bisa berkarya yang bagus yawes teruslah berbohong kalau hanya itu yang kamu bisa. Salam NDASMU KABEH.



Minggu, 22 Januari 2017

Malang, Aku rindu.

Udara di luar sangat dingin, sebenarnya sangat menyenangkan jika seandainya saya berada di Kota ini bersama teman-teman yang sepemikiran, sehoby, suka ngopi, suka nongkorong dan suka ngobrol tentang seni meskipun saya hanya penikmat seni bukan pelaku seni, sedingin apapun udara di luar saya tidak akan ragu untuk meluangkan waktu bersama mereka di tempat yang menyediakan espresso.

Di Kota tempat saya tinggal saya kenal banyak orang dari manca negara, tapi hanya sekedar kenal, ya tidak jarang saya jalan-jalan sama mereka, kalau hanya sekedar jalan-jalan saja ya gampang, saya juga sering kepo tentang bagaimana budaya mereka, begitupun sebaliknya, hanya saja kadang-kadang mereka berbicara memakai bahasa nenek moyang mereka yang saya gak ngerti artinya, satu hal ini adalah hal yang gak asyik.

Satu bulan ini kampus saya libur, tapi saya masih ada kelas, dan itu membuat saya merasa bahwa hidup saya lebih mbois ketimbang mahasiswa-mahasiswa lain, bisa dibilang saya gak libur, beberapa dari mereka ada yang pulang ke negaranya, termasuk salah satu teman saya yang dari Indonesia, hal ini membuat saya merasa kangen dengan Indonesia, bukan dengan Indonesia nya sih tapi kangen sama teman-teman saya di Indonesia yang baik-baik itu.

Saya kangen ngopi sampai pagi, ngobrolin hal yang kadang-kadang penting meskipun lebih banyak gak pentingnya, tapi setidaknya saya tidak pernah merasa sepi kalau di Indonesia, di dini saya tinggal di asrama, di asrama ini kami tidak boleh pulang melebihi jam sebelas malam, kalau pulang lebih dari jam sebelas malam Beasiswa kami dicabut dan kami harus membayar 30 Juta persemester, sudah ada beberapa mahasiswa yang Beasiswanya dicabut karena pulang terlambat.

Di asrama ini masih banyak mahasiswa yang tinggal alias tidak pulang ke negaranya, tapi tetap saja saya merasa sepi karena saya selalu sibuk dengan tugas saya di kamar, saya selalu berpikir, coba ada Boim di sini, paling tidak masih ada teman ngobrol yang nyambung, coba ada si Pawe di sini, paling tidak ada teman yang bisa ngimbangi saya berhayal hal-hal gak jelas, coba ada Lia di sini, yang selalu jadi pendengar yang baik.

Liburan musim dingin ini saya tidak banyak berharap liburannya akan menyenangkan, sekali lagi karena saya tidak punya teman yang sehoby, sengebet apapupun saya ingin mendaki gunung kalau tidak ada teman yang sehoby, saya bisa apa, tidak ada!, saya cuma bisa bikin kopi di kamar, diminum sendirian, buka laptop sampai  listrik di kamar mati, ulangi sampai liburan ini selesai.

Bukannya tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya waktu di Indonesia, pernah, waktu saya bekerja di luar kota, tapi saya masih bisa ngopi sampai larut malam meskipun ngopinya cuma sendirian, ya Tuhan saya benar-benar ingin pulang sebentar saja, ingin makan masakan ibu saya, ingin mendaki gunung,  ingin duduk di meja kerja saya di rumah, ingin naik motor berjam-jam di jalan, ingin menemui orang-orang yang selama ini selalu setia menjadi teman saya, ingin duduk santai di pinggiran Kota kelahiran saya Malang yang sejuk.

Kali ini saya benar-benar merindukan Malang, meskipun dari dulu saya selalu merindukan Malang, hal yang membuat saya bertahan dari rasa sepi ini adalah saya masih punya banyak impian yang harus saya selesaikan di China, entah bagaimana caranya saya tetap akan bertahan dengan rasa sepi ini, saya belajar banyak dari rasa rindu dan harus menunggu, satu-satuya cara yang saya lakukan adalah bersabar.

China, 23 Januari 2017


Senin, 02 Januari 2017

Wo Ding Bu Dong (Aku Gak Itreng)



Orang China itu songong-songong, mereka suka sekali ngerjai bule, mereka suka ngerjai dengan ngomong pake bahasa China nyerocos gitu, rumangsamu kami ngerti?, ya enggaklah, wong kalau ngomong itu cepatnya bukan main, mereka memang super cepat dalam hal apapun, apalagi kalau mahasiswa-mahasiswa China udah ngrepek (nyontek), wuiihhh cepetnya bukan main kalau lihat krepekan, kirain mahasiswa China itu ya perfect gak ada yang curang kalau ujian eh ternyata salah semua perkiraanku, ternyata yo podho wae.

Bahasa China itu huangel sekali, apalagi ngafalin tulisan China, nyantolnya di otak itu susah banget, susah bukan main, gimana ya hidup di China tapi gak ngerti bahasanya, super sekali, super nekatnya gak nguati, ya bagaimana lagi, waktu berangkat ke China malah sama sekali gak ngerti bahasanya kecuali Ni Hao, sampai sekaratpun waktu di bandara nanya-nanya dimana Metro alias Subway ke petugas bandara itu gak ketemu-ketemu muter-muter nganti kesel.

Setelah tiga bulan tinggal di China, apa ada progres? Ada, seujung kuku, dan itu tidak berarti apa-apa karena pernah suatu ketika, waktu saya belanja di supermarket ada nenek yang mau menimbang sayur lobak yang dia beli tapi dia tidak tahu harus memencet apa, waktu antrian di belakang nenek itu sampai panjangnya seperti ular mulet, dan herannya tidak ada yang mau nolongin nenek itu satupun, padahal mereka itu antri di belakang nenek itu lho, kok bisa begitu ya?

Pada dasarnya saya itu tidak suka menolong seperti anggota pramuka, saya cuma gak kanten nunggu nenek itu nimbang gak selesai-selesai, saya maju aja mendekat ke nenek itu, maksud hati ingin menolong, habisnya lamanya kaya hampir mau kiamat, selak matahari terbit dari barat, saya maju aja terus pencet-pencet item sesuai denga sayur yang beliau beli, ehhhh si nenek itu juga belum puas juga, masih saja nanya sama pelayan, sampai disemprit sama pelayannya, wes dikasih tahu kalau itu sudah selesai nimbangnya, diulangi lagi nimbangnya. Sehabis disemprot sama pelayan baru nenek itu minggir.

Andai saya bisa berbahasa China denga baik mungkin saya bisa menjelaskan kalau sayur beliau itu sudah ditimbang dengan benar, title pinter ngomongku jadi gak ada gunanya kalau gini, padahal kalau di Indonesia saya ngadepi nenek-nenek crewetpun saya bisa, menggombal-nggombal dikit juga bisa biar customer mau beli (pas lagi kerja dulu), sekarang cara saya ngomong jadi kaya mistri (tetangga saya yang tuna wicara), am em am em doang, mending ngomong sama mistri karena kami sama-sama ngerti meskipun ngomong pakai bahasa isyarat, lha kalau di sini itu kode angka saja beda jauh, mulai dari angka 6 sampai 10 orang China punya kode sendiri, seperti:

Ini kan kalau di Indonesia artinya “call me please”, angka 6
COUNTING SIX TO TEN

Kalau yang ini di Indonesia jadi kaya “umak wes mangan a?” , angka 7

SEVEN.jpg
Kalau ini di Indonesia malah artinya tujuh, angka 8
EIGHT.jpg

Kalau di Indonesia ini artinya huruf C, angka 9
 NINE.jpg

Kalau ini di Indonesia artinya “Awas Koen yo”
TEN.jpg

Jatuh Cinta

 Sudah lama ya tidak menulis tentang jatuh cinta, oohh jatuh cinta, hahaha
1. Ketika saya jatuh cinta saya bisa menulis apa saja yang saya mau
2. Ketika saya jatuh cinta saya bisa mencuci sebuju buneng tumpukan baju
3. Ketika saya jatuh cinta saya bisa melek berhari-hari hanya untuk jatuh cinta :D
4. Ketika saya jatuh cinta saya bisa berpuisi di tengah badai hujan
5. Ketika saya jatuh cinta saya bisa bekerja dari jam 10 malam sampai jam 1 siang
6. Ketika saya jatuh cinta saya bisa naik gunung dengan bahagia sampai pulang
7. Ketika saya jatuh cinta....

Ah sudahlah, sekarang saya juga masih jantuh cinta, hanya kehilangan suatu kebiasaan saja, menulis, membaca, sekarang akan saya mulai lagi.

Keep Blogging :)


Selamat Natal dan Tahun Baru 2017, Cinta.

http://media.suara.com/view/653x366/0/0/images/2016/12/20/o_1b4daa3tqkc43em120p82k1q1da.jpg

Tahun baru dimanapun bagiku terasa sama, bahkan tahun baru 2017 ini aku tidak melihat kembang api satupun, dan tidak ingin pula melihatnya, sebenarnya esensi dari melihat kembang api itu apa sih? Berlalu dan pergi kan? Dari tahun ke tahun kembang api juga tidak ada perubahan, tetap sama seperti tahun-tahun sebelumnya, macet dimana-mana, orang-orang semua keluar dari rumahnya demi melihat kembang api, aku jadi ingin menertawakan mereka, tapi ya bukan urusanku juga sih dengan kebiasaan mereka menonton kembang api begitu, especially di tiap tahun baru.

Tapi tahun ini agak sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, bedanya adalah tempat tinggalku bukan lagi di Indonesia tapi di China, di China kalau lagi ada hari-hari besar seperti natal dan tahun baru atau hari jomblo beberapa tempat belanja ngasih diskonan, orang-orang China suka banget sama Diskonan, dan kalau mereka lagi hunting diskonan itu benar-benar seperti mau kiamat, mereka cepetnya bukan main, sehabis diskonan selesai supermarketnya kaya habis diterpa badai disaster parah, tsunami malah, kalau kamu mau saingan cepet-cepetan sama mereka jangan harap kamu bisa menang, mungkin kalau kamu punya ilmu kecepatan tangan ada kemungkinan kamu bisa menang, tapi kalau kamu Cuma manusia biasa lupakan saja tentang rebutan barang diskon di supermarket.

Kalau di Indonesia perayaan tahun baru dengan membakar kembang api itu sampai sekarangpun aku gak tahu maknanya apa, tapi kalau di China makna dari membakar petasan atau kembang api itu adalah buat ngusir setan atau buat nakut-nakuti setan, kurang ketce gimana coba orang China itu, bukan malah setan yang menakuti manusia tapi manusia yang menakuti setan, dan untuk menakuti setan mereka gak nunggu sampai ganti tahun, tiap pagi pun mereka mengusir setan dengan menyalakan petasan di pagi-pagi buta, tiap malam juga ada kembang api.

Waktu di Indonesia gak ada jam malam buatku, mau pulang jam berapapun tetap dibukain pintu atau bisa bawa kunci sendiri, tempat tinggalku sekaraang si asrama, jangan harap bisa pulang lebih dari jam 11 kalau gak mau besok paginya dipanggil ke office, habis gitu dibilang “you failed”, bayangin waktu aku tinggal di Indonesia tiap hari pulang paling cepet jam 01:00, sekarang jadi pulang paling lambat jam 10:00 malam, itu kan sesuatu sekali.

Semoga saja tidak ada kesetresan yang hinggap di jiwaku, tapi kalau selama ada kopi dan opium sih hidupku tenang, cuma ada satu yang kurang; kekasih. Gimana gitu rasanya di malam tahun baru gak ada kekasih, ah nggak juga sih, biasa aja, karena malam tahun baru 2017 ini banyak teman-teman yang ketawa cekikikan bahagia sampai bersungut-sungut melihat tingkahku saat melepas celan, eh kok celana sih, melepas tahun 2016.

Ratusan tarian aneh dan nggilani kusuguhkan kepada mereka, mulai dari nari nempel tembok, nari di kasur, goyang gergaji, sampe nari model ulat bulu, kluget-kluget di lantai ada semua, dan keesokan harinya badan rasanya habis dipukuli orang se China, tapi melihat mereka bahagia itu rasanya hutang-hutangku lunas, sebenarnya aku gak bisa nari, kemaren itu ngawur aja yang penting nari aja, untungnya lampu kamarnya dimatiin jadi meskipun direkam setengah mati ya gak bakal kelihatan geraknnya, pantesan sampai sekarang njaremnya dan enter wind nya masih hinggap di badan.

Tahun ini tetap indah, tetap ku syukuri, tetap ku amini doa-doa mu yang baru, semoga kita segera bertemu, tapi nanti, entah tahun baru ke berapa aku ingin melihat kembang api bersamamu dari atas bukit, hmmmm. 

Selamat Natal dan Tahun Baru, Cinta.

Hal yang Paling Saya Kangeni dari Indonesia

1. Tempe
Tempe itu kan bentuknya mengandung Art banget, terbuat dari kedelai yang ditata satu-satu sampai terbentuk seperti jajaran genjang tak beraturan, lalu dikasih perekat sehingga menempel satu sama lain, rasa tempe itu dasarnya adalah rasa kedelai, tapi kedelainya sudah difermentasi, saya yakin orang Indonesia pasti tahu bentuk tempe tapi gak semua orang Indonesia suka tempe.

 Image result for tempe

Lalu apa yang saya lakukan ketika saya kangen banget pengen makan tempe di China?
Belum ada penyelesaian hingga saat ini, sebenarnya ada yang jual Tempe di China, Mahasiswa-Mahasiwa Indo kadang-kadang ada yang bikin, tapi bukan di Kota tempat saya tinggal, jadi ya saya makan di kantin dan saya pesan Ji Rou alias ayam, tapi saya membayangkan kalau yang saya makan saat ini adalah tempe, semua kan tergantung sangkaan kita to. Jadi anggap saja saya sedang makan tempe, titik.

Tapi, kalau inget tempe goreng penyet, rasanya galau setengah mati, tiba-tiba pengen pulang cuma buat makan tempe, alay banget kan.

2. Dadar Jagung
Saya pernah bikin dadar jagung tapi gak tahu ya kok rasanya lain, mungkin karena saya gak pakai seledri, sudah gitu texture nya lembek, sudah gitu nggorengnya kelet (lengket), haish lah pokoknya, kadang-kadang ngeliat foro dadar jagung gitu emosi sendiri.

Image result for dadar jagung

3. Perkedel
Pas nyari gambarnya Dadar Jagung eh perkedel ikutan muncul, saya pernah juga makan perkedel buatan temen saya di sini, tapi rasa perkedelnya itu gak enak banget pokoknya, ini perkedel apa apaan, lidah saya itu emang agak kenyih-kenyih gimana gitu, jadi kalau makan makanan yang rasanya harusnya asin tapi malah jadi manis saya itu bawannya pengen marah aja sama yang masak, bisa masak gak sih.

Image result for dadar jagung

4. Sayur Gambas
Image result for sayur Gambas

Kampret banget liat foto ini, rasanya pengen tiba-tiba pulang, tau-tau ibuk sudah masak sayur ini, sama dibikinin sambel, tempe penyet, semakin kesini semakin baper aja saya nya.

Saya nulis singkat-singkat karena gak betah liat gambar-gambar ini, nulis ini tu sama aja dengan menyiksa diri sendiri, hanya bisa memandang rupa tanpa bisa mencicipinya.



China Part 2

Banyak kesulitan dalam berkomunikasi di negeri ini, awalnya saya pikir saya akan bertemu orang-orang dengan full Inggris, eh ternyata tidak seperti itu, ketika saya bertemu orang-orang Africa, mereka malah berbicara Bahasa Prancis, saya cuma ingat kata “common vous appele vous?” itu doang, ketemu orang korean mereka malah ngomong Bahasa China, duh mbok e... Cuma beberapa orang yang berbicara Bahasa Inggris, itu aja kadang-kadang ya sama-sama gak ngerti lawong sama-sama masih belajar Bahasa Inggris, heuheuheu menyedihkan sekali.
 
Image result for cross language meme

 Ada beberapa kesedihan-kesedihan yang lain, di dormitori (asrama) Foreign Students ini terjadi kecenderungan berkelompok dengan teman-teman senegaranya, misalnya Indonesia dengan Indonesia, Guinea dengan Guinea, Korea dengan Korea, Bangladesh dengan Bangladesh, mereka tidak ada yang membaur, hanya kadang-kadang kalau kebetulan ketemu saja nyapa just say Hello, ya gitu doang. Tidak ada pembicaraan yang agaknya serius, hanya kadang-kadang kalau lagi ada yang ngajak ngomong panjang gitu ya ngobrol panjang nanya-nanya tentang Indonesia, masakan Indonesia, ya begitulah.
Kesedihan yang lain lagi adalah, ketika saya membeli barang di toko online terbesar di China namanya Taobao, kaya di Indonesia Toko Pedia. Di aplikasi ini saya bisa membeli apapun termasuk makanan, buah, dan lain-lain, masalahnya adalah cara berkomunikasi, ketika penjualnya mengirim pesan dan bertanya-tanya tentang alamat, no hp, nama dalam bahasa cina dan menulis dengan karakter Cina, saya bisa mentranslate nya tapi setengah mati membalasnya, tapi beruntungnya ada teman dari Indonesia yang bisa baca tulis dalam bahasa Cina, jadi biar dia yang setengah mati menolong saya hahahaha. Anyway, thanks for your help Albert.
Kesedihan yang lain adalah ketika presentasi di kelas, masalahnya adalah, ada beberapa classmate yang kalau presentasi itu ngomongnya cepet banget, jadi saya gak bisa menangkap apa yang dia bicarakan termasuk dosennya juga gak bisa menangkap apa yang dia bicarakan, jadi dari apa yang teman saya ucapkan itu saya Cuma bisa menangkap beberapa kalimat yang familiar dan gampang di dengar, Bahasa Inggrisnya ngewes se ngewes ngewesnya sampe dosennya bilang jangan terlalu cepat kalo ngomong, biar semua yang mendengarkan bisa ngerti.
Another sadness is ketika saya mendengarkan dosen saya menjelaskan dalam bahasa Inggris yang biasa kita sebut Singlish, atau Chinlish (China-Inggris), itu tu kaya saya lagi melototin dosen yang harusnya ngajar tentang computer sience tapi jadi kaya pelajaran translation inggris, mata kuliahnya susah ditambah lagi ngomongnya mozeng baca more than, ing ong baca in on, poliampao baca for the example, Oohhhhh Gooooddd... seharian cuma buat melototin beliau ngomong apaan, sabar... sabar...
Kalau begini kira-kira Bahasa Inggrisku bakal tambah bagus apa tambah amburadul ya? Kayanya udah sedikit ketularan, kadang-kadang saya ngomong keng yu baca can you kalao lagi ngomong bahasa Inggris, ini ni semacam roaming yang bagaimana saya gak tahu.

Sabtu, 10 Desember 2016

China-Akupuntur


Intro

Empat tahun yang lalu, saya mengalami kecelakaan motor, tangan kanan saya terbanting ke aspal dengan posisi badan saya terlentang dan tangan saya terbanting ke belakang, saya tidak tahu bagaimana rasanya waktu itu, hanya waktu saya mau memindah motor saya, tiba-tiba tangan saya  sakit, lemas dan tidak bisa membindah motor saya, seperti lumpuh sebentar, beberapa saat kemudian kembali dengan sendirinya, saya pikir hanya keseleo biasa dan saya tidak langsung membawa nya ke dokter atau ke tukang pijat, setelah satu minggu masih terasa sakit, saya pergi ke tukang pijat urat, tidak terlalu ditangani serius, dan tetap sakit, saya pergi ke tukang pijat lainnya, tidak juga berhasil, saya biarkan saja.

Bulan-bulan berlalu, saya tidak merasakan sakit lagi, tapi ketika saya renang, dan saya renang gaya dada, ooohhh.... tiba--tiba lengan saya lepas dari bahu dan rasanya badan saya separuh lumpuh, badan bagian kanan, untung saya renang sama teman saya, dan digendong ke pinggir, saya takut sekali untuk menggerakkan tangan, karena semakin lama sakitnya semakin hmmmm, jadi saya tidak bisa berdiri, menunggu sampai tangan saya kembali ke tempatnya, hanya bisa menunggu sambil menikmati sakitnya, setelah saat itu saya trauma untuk menggerakkan tangan saya untuk hal-hal semacam renang, bulu tangkis, menarik gerbang, mendorong motor, bahkan pernah hanya karena saya menarik handuk dan posisinya tidak pas, lengan saya lepas, saya nangis di dalam kamar mandi, tanpa bisa apa-apa.

Satu tahun berlalu, saya mendaki gunung Arjuno, di situlah saya pernah merasa putus asa, saya takut tidak bisa turun karena saya sedang di puncak, di tepi jurang, saya tidak bisa menggerakkan badan saya lebih dari 20 menit, dan saya nangis, teman-teman saya sudah mencoba berbagai macam cara untuk menyembuhkan, tapi tidak ada yang berhasil, menikmati sakit selama bermenit-menit lamanya, bahkan saya tidak bisa bergerak sama sekali, tapi saya memaksa berdiri dengan bantuan teman saya meskipun rasanya waktu itu saya ingin pingsan tapi saya tidak bisa pingsan, penyebab utamanya adalah suhu dingin, beruntungnya ada pendaki lain yang melihat saya kesakitan dan memberi balsem, beberapa menit setelah diolesi balsem itu baru lengan saya bisa kembali ke bahu.

Sepulang dari gunung, teman saya menyarankan saya untuk pergi ke pijat alternatif, semacam sangkal putung, saya datang kesana, sama orangnya cuma ditekan-tekan, lalu diberi jamu yang rasanya melebihi pahitnya espresso, tiap mau minum jamu itu saya tersiksa, kaje iye kajek enjek kalau kata orang madura, koyo iyo koyo ora kalau kata orang jawa, tapi saya tetap minum jamu itu setiap hari sampai habis, saya juga tidak makan pantangannya, saya tidak boleh makan ikan teri, ikan bandeng, dan sate, eits jangan dikira ini ada klenik-kleniknya lho ya, 3 jenis makanan di atas memang tidak boleh dimakan bagi yang sakit saraf, gimana ya jelasinnya, pokoknya saya ini kena saraf nya gitu lho, gitu wes pokoke.

Pengobatan itu berlalu begitu saja, anggap saja saya sembuh, dan tentayata tidak, lengan saya masih kadang lepas dari bahu, lalu saya pergi lagi ke tukang pijat syaraf yang direkomendasikan teman saya, bahu, lengan, punggung saya diedel-edel, dulu saya tidak pernah takut pergi ke tukang pijat, sekarang saya jadi takut, setelah saat itu saya tidak berani lagi ke tukang pijat, akhirnya saya pergi ke dokter, bahu saya dirongen, kata perawatnya gak papa, lakok sama dokternya disuruh operasi, kampret, ogiaaaahhh.


Reff

Sudah, saya selesai dengan lengan ini, saya sudah putus asa, sekarang saya kuliah di China, tahu kan kalau pengobatan China itu ciamik soro, sampai pada suatu hari dosen saya cerita tentang akupuntur, saya tidak tertarik sama sekali karena saya tidak berani, lawong waktu di Indonesia, teman saya nyuruh saya ke Dokter saraf, saya gak mau karena takut disuntik di bahu saya, apalagi akupuntur, ditusuk belasan jarum dan kata dosen saya rasanya sakit dan sakitnya ciamik soro pisan, ehhh lakok teman saya mekso saya nyoba, mekso bianget wes, yawes saya mau, waktu diperiksa, titik otot dari leher sampai tangan ditekan-tekan, dan semua titik yang ditekan sama dokter nya itu sakit, mulailah terjadi rasa-rasa ingin semaput, tapi lagi-lagi saya tidak pernah bisa semaput bagaimanapun rasa sakit hinggap di badan saya.

Dokternya bilang, sebelum akupuntur perutnya harus kenyang, lalu ditanya, nimen chi guo le ma? artinya kalian sudah kenyang kah? saya jawab, belum, kalau begitu saya mau makan dulu di dekat-dekat sini, eh sama dokternya malah diajak makan di tempatnya dia, hahaha ada gak ya dokter yang begitu di Indonesia? jadilah kami makan sama dokternya itu, dokternya masih muda, hanya di China bisa makan sama Dokter profesional yang masih muda, dikasih teh, diajaki ngomong, setelah setengah jam berlalu, inilah waktunya ditusuki jarum, dag dig dug mendera, saya disuruh berbaring ke kiri, lengan kanan saya diolesi alkohol, lalu jarumnya dikeluarin dari tempatnya, tenan, aku pingin semaput tapi gak isooooo.

Saya betah sakit, saya cuma gak betah takut, tiba-tiba... cep, di leher saya, mbooookkk... titik-titik yang tadi sakit itu yang ditusuk, rasanya leher saya kaya dipaku, so fucking pain, hauufffttt.... saya jadi merasa jadi ada yang lucu, tiba-tiba saya ketawa ke teman saya, eh ketawa itu kok jadi tambah sakit, jembaaaatttt tenan, saya merasa rasa sakit dari jarum kecil itu kok lucu, lucunya lagi, saya gak bisa gerak, saya coba gerakin jari, eh sakitnya semakin  menjadi, gimana saya gak pengen ketawa, tapi begitu ketawa tambah sakit, lak wasu a jenenge.



Saya gak bisa gerak dan merasakan dipaku 12 jarum selama 20 menit, setelah 20 menit saya lega karena saya pikir jarum-jarum itu akan dicabut, tibake, malah diputer-puter, jancuuuuuurrrrrr, sakitnya 2 x lipat lebih sakit dari tusukan pertama, lagi-lagi saya pengen ketawa, dan saya gak bisa ngempet waktu lihat wajah teman saya, jadilah saya kepingkel-pingkel, gimana gak kepingkel-pingkel, sini mikirnya jarumnya mau dicabut eh lakok diputer-puter, begitu ketawa, sakitnya 10x lebih sakit, wassssuuuuuuu hahahaha

Penderitaan ini masih harus saya alami 9x lagi karena terapi ini tidak bisa dilakukan hanya sekali, jadi akan ada wasu-wasu lainnya setelah ini.

Kamis, 22 September 2016

Surabaya - Shanghai - Ma'anshan - Anhui University of Technology



Hari ini tanggal 16 September 2016 adalah hari pertama saya bangun tidur di Negara China, di Kota Ma’anshan, dua hari yang lalu tanggal 14 september 2016 saya berangkat dari Indonesia, inilah perjalanan saya dari Indonesia menuju Kota Ma'anshan sendirian, saya berangkat dari Malang jam 01:30 dini hari menuju Bandara Juanda, sampai di Bandara Jam 04:30 pagi, diantar oleh Kakek, Nenek, Bapak, Ibuk, Adik, Sepupu, Amel, Boim dan Pawe, Mbak Wulan, beberapa jam kami nunggu di lobby Juanda sampai jam Check in dibuka, Jam 06:00 saya baru Check in, semua ikut masuk ke dalam, pertama kali yang saya lakukan adalah mencari informasi di konter Air Asia, Boim yang nanya tentang bagasi dan lain-lain, setelah nanya-nanya selesai sambil nunggu jam check in bagasi kami selfie-selfie dulu, hahahaaha.


Oke gusy Selfie selesai, waktunya berpamitan, saya pamit dulu ya guys, titip Indonesia. Jam 7:00 saya check in bagasi, bawaan bagasi saya overload 1 Kg, padahal biasanya overload 1 Kg itu biasa, tapi kemaren saya disuruh ngurangi isi koper, its ok, saya ambil 1 jaket dari koper dan saya pindah ke carrier, lalu carrier saya ditimbang juga dan overload juga, isinya 8 Kg, harusnya 7 Kg, lalu petugasnya bilang mending jaketnya ditaruh di tas laptop, kalau ditanya bilang aja isinya laptop, jadi total barang bawaan saya ada 20 kg+8 Kg+4Kg=34 Kg, scanning pertama lolos, scanning ke dua parfum kena sita karena beratnya melebihi batas maksimal, batas maksimalnya 100ml, parfum yang saya bawa 150ml.

Sekarang waktunya masuk gate, disana diperiksa lagi barang bawaan saya, dan lolos. Setelah menunggu agak lama ternyata pesawatnya delay satu jam, masih nunggu lagi sampai jam 9:20, setelah selesai, waktunya naik ke pesawat, jam 10:00 baru fligt, setelah dua jam di dalam pesawat akhirnya sampai juga di Kuala Lumpur, di Kuala Lumpur jam 13:30, setibanya di Air port harus cek paspor dulu, dengan antrian yang cukup panjang, hmmm kaki ini sudah lelah rasanya dan penerbangan selanjutnya menuju Shanghai-Pudong jam 19:30, saya harus menunggu lagi selama 5 jam di Airport Kuala Lumpur, selama di Airport saya beli makan di KFC, waktu saya nanya ke pelayan KFC apakah boleh bayar pakai kartu ATM? Ternyata tidak bisa, jawabnya harus pakai cash, jadi saya harus tukar uang dulu, Rp. 100.000 dapat 28 Ringgit, lalu saya kembali ke KFC dan makan disana dengan harga 13 ringgit, dapat nasi+ayam+lemon tea.

Airport Kuala Lumpur

Jam 4 saya mulai pergi ke tempat pemberangkatan, hayati sudah lelah, pokoknya jalan aja, waktu mau scan koper, nurunin tas, rasanya sudah naik gunung berjam-jam, pundak, kaki sudah njarem semua, waktu nurunin tas sambil ngomong “huft”, ternyata di belakangku ada cece baik yang nolongin nurunin tas dan nanya “are you ok?”, ku kira orang-orang gak peduli, ternyata masih ada yang mau nolongin, pas saya masuk ke pintu scanning, ada bunyi-bunyi tit tit tit tapi petugasnya gak ngecek, lalu saya nanya sama cece itu “is it Ok?”, dia jawab “go on, its ok, they dont stop you”, pas mau angkat tas, ditolongin lagi sama cece itu, cece nya baik deh.

Setelah jalan lumayan jauh, sampailah di scan koper terakhir, di sini scannya lebih ketat dan gak sukanya lagi mereka ngomong pakai bahasa china, itu menyebalkan, ini kan International Airport Kuala Lumpur tapi ngomongnya pake Bahasa China, hmmmm setelah itu ada pengecekan tiket, di sini pengecekan tiketnya biasa aja, lalu saya menunggu di waiting room, tiba-tiba ada bule Iran minta dijagain tasnya, katanya dia mau ke Kamar Mandi, setelah dia kembali dari kamar mandi kami banyak ngobrol di waiting room, tentang Computer Sience, tentang research, tentang Iran, Indonesia, dan banyak hal. Oiya, nama teman baru saya ini adalah Akbar, nice to found you Akbar. Sudah waktunya antri untuk masuk ke pesawat, lalu ada pengecekan boarding pass, petugasnya pakai Bahasa Cina lagi, dia ngomel-ngomel gak tahu ngomong apa, syak karepmu lah ngomong opo, wong aku ki Touris kok, jawab aja OK sambil lalu, beres wes.


Perjalanan dari Kuala Lumpur ke Shanghai membutuhkan waktu selama 6 jam, 6 Jam di Pesawat itu melelahkan sekali, kami tiba di Shanghai-Pudong jam 2 an, lalu setibanya di Airport kami harus antri lagi untuk pengecekan paspor, setelah dipanggil oleh petugasnya, eh dia malah nyuruh saya pergi ke sebelah kanan, ngomongnya pakai Bahasa China, petugas yang lain nanyain pake Bahasa China, wes Mboh lah, aku ki ora itreng umak ngomong opo bleh? Ternyata saya disuruh ngisi Departure Card dulu, hadehkah, Chinesse People cannot speak English. Setelah saya mengisi Departure Card saya balik lagi ke loket pengecekan paspor, saya diminta mengeluarkan Admission Notice, setelah itu selesai.

Selanjutnya, tugas saya dan Akbar adalah menemukan pintu keluar, nanya sama orang-orang yang lewat, gak ada yang bisa ngomong Bahasa Inggris satupun, Oh Tuhan, yoopo iki Tuhan? Kami nanya ke petugas Air Port, sama aja GAK ADA YANG BISA BAHASA INGGRIS, entah gimana caranya kami akhirnya menemukan pintu keluar, melewati scan koper lagi, sepertinya mereka menemukan sesuatu yang aneh di koperku, tapi saya tidak disuruh membuka koper, setelah itu Akbar nanya gimana caranya sampai ke Metro, Metro adalah kereta bawah Tanah yang bisa mengantarkan kita dari Airport Shanghai ke Kota Tujuan Kita dengan membeli tiket seharga 8 ¥ (selama Kota tujuannya masih bisa dijangkau pakai Metro), agak lama kami duduk di gerbang scan koper karena kami belum menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kami, tidak ada satupun petugas Airport bisa ngomong Bahasa Inggris, akhirnya Akbar mengeluarkan aplikasi Translatter dari HP nya, mulailah dia mengetik-ngetik kalimat pendek, ternyata gak bisa nyambung juga percakapannya, OMG, What we have to do?


Setelah sekitar setengah jam lebih kami berkomunikasi kami tetap duduk di dekat gerbang scan koper, dan mereka membiarkan kami, lalu ada petugas baru datang untuk ganti shift, petugas yang satu ini punya aplikasi yang keren, namanya YouDao (kalau gak salah ketik), aplikasi ini bisa mentranslate Bahasa Cina ke Bahasa Inggris atau sebaliknya dengan suara, jadi orang Chinanya ngomong China dengan merekam suaranya di Aplikasi tersebut lalu aplikasi tersebut mentranslate menjadi Bahasa Inggris, begitu sebaliknya, Akbar ngomong pakai Bahasa Inggris dan aplikasi tersebut mentranslate ke Bahasa Cina, petugas ini bilang Metro baru ada jam 5 pagi, Akbar bilang kalau kami mau duduk di sini sampai Metro buka, sampai pada akhirnya petugasnya bilang kita bisa nunggu di waiting room di lantai 3 sambil tidur di sana, barulah rasanya masalah beres, kita diantar sampai lift, pas di dalam lift Akbar bilang “Wow its so huge, you can dance here”, lift nya lebar banget, ini pas di dalam lift.


Sesampainya di waiting room lantai 3, kursi yang bisa dipakai buat tidur sudah penuh semua, sepertinya kami tidak bisa tidur sampai pagi, Akbar cari-cari tempat yang bisa dipakai tidur, lalu dia bilang “there is a better place to sleep”, Oh Akbar, saya senang sekali mendengarnya, lalu dia menunjukkan tempat yang dikasih garis (penyekat), di dalam sekat itu ada kursi panjang dan ada meja panjang juga tapi tinggi nya sejajar, kami memarkir koper di dekat tempat tersebut, lalu akbar dengan Pedenya melepas sekat itu, saking girangnya saya langsung tiduran di meja itu (awalnya saya gak tahu kalau itu meja, paginya saya baru tahu), dan saya bilang “Oooh... Its a nice place”, dan Akbar tiba-tiba ketawa sambil menabok pundak saya, kami ketawa hahahaha, gak ada lima detik saya tiduran disitu ada petugas yang mengahmpiri kami, dan kami diusir wkwkwkwk Poor we are.



Akbar itu orangnya gigih, sudah tahu gak boleh tidur di situ dia tetap minta dikasihani sama petugas, sambil memperagakan gaya tidur dia merengek dalam Bahasa Bisu, tetep aja gak boleh, akhirnya kami muter-muter cari tempat yang sepi, parkirlah kami disitu, lepas sepatu dan kaos kaki, Akbar ke Kamar mandi dan saya enggak, lalu Akbar bilang “Don’t you wanna wash your feet?”, saya tahu maksud Akbar, dia mau bilang kalau kaki saya bau, hahaha, memang sudah dua hari saya belum lepas sepatu, lalu saya pergi ke Toilet dan mencuci kaki, tapi tetap saja bau, lalu saya bongkar-bongkar koper buat nyari kaos kaki buat ganti, agak berkuranglah baunya, jam nya sudah jam 4 pagi, kami memutuskan untuk mencari Metro karena masih pagi, kami turun ke lantai satu tapi di lantai satu kami malah menemukan waiting room, ada ada tempat untuk kami tidur, saya langsung tiduran dan tidur beneran, lumayan bisa tidur sampai jam 6 pagi.


Jam 6 pagi Akbar membangunkan saya dan mengajak untuk mencari Metro, kami mencari petunjuk di papan, Metro ada di Lt. 2, kami harus naik satu lantai lagi, setibanya di lantai 2, Akbar nanya-nanya lagi “Where is Metro?”, tetap tidak ada yang bisa ngasih tahu dimana jelasnya pintu menuju Metro, muter-muter sampai balik lagi ke tempat petugas yang ngasih tahu, sampai nemu tulisan gede di papan digantung di atas “METRO”, lalu Akbar melihat ke petugas yang tadi ngasih tahu sambil nunjuk-nunjuk papan itu, barulah jelas petugas itu ngasih tahu Metro ada diujung jalan depan setelah melewati tiga papan pengumuman, Oh God finally we found it, Akbar mau nerobos gerbang dan gak boleh masuk sama petugasnya, saya juga gak boleh masuk sama petugasnya sambil petuganya nunjuk-nunjuk ke sisi kanan dia, saya kira dia nyuruh baca larangan-larangan yang ditempel di tembok, ternyata dia nyuruh beli tiket.

Akbar nanya lagi sama petugasnya, sama petugasnya ditanyai alamat, tapi lama banget Akbar nyari alamatnya, di mesin pembelian tiket ada touris lagi beli tiket dan dia tahu kalau kami ini newbie, lalu dia membantu kami membeli tiket, saya bilang tujuan saya adalah Shanghai Hongqiao Station, harga tiketnya 8 ¥, yang membantu saya dan Akbar adalah anah-anak Khazakstan, mereka ada sekitar 8 orang, mereka bilang tujuan mereka sama dengan tujuanku tapi gak sama dengan tujuannya Akbar, mereka bilang “don’t worry”, mereka sangat terburu-buru sekali, kaya dikejar Tsunami, mereka gak bisa jalan santai, mereka lari-lari, gak tahu mereka lagi buru-buru atau enggak, tapi mereka bener-bener gak bisa santai, dan itu so oweseeemmm, kamu tahu oweseemmm? Pendeknya asem lah.


Over all, mereka baik mau bantuin kami sampai mau bareng naik kreta, waktu itu sekitar jam 6:30 pagi, saya nanya ke salah satu dari mereka “how long?”, dia jawab “about 2 hours but its ok, don’t worry”, di tengah jalan semua orang turun dari kreta, saya dan Akbar gak ngerti harus turun atau gimana, kami kira mereka turun karena tujuan mereka sama Akbar beda tapi ternyata di situ adalah tempat untuk ganti kreta jadi semua orang harus turun, saya dan Akbar kedandapan atau kepontalan, mereka gak ngasih tahu kalau kami semua harus turun di situ, untungnya Akbar itu baik mau angkatin koper saya yang overload itu, di China segala sesuatu serba cepat, kalau kamu gak cepat pasti kamu ketinggalan.


Setelah ganti kreta, Akbar harus turun di line selanjutnya, China punya subway yang OK punya, bikin mumetnya OK, bikin bingungnya OK, bikin gak tahu deh, ini peta nya, silahkan diamati. Saya dan Akbar harus berpisah di sini, Bye Akbar, see you... thanks to accompany me, Thanks God, sudah mempertemukan saya dengan Akbar yang baik sekali, perjalanan saya masih sangat jauh sekali, setelah satu setengah jam saya dan anak-anak Khazakstan sampai di Shanghai Hongqiao Station, lagi-lagi mereka jalan kaya dikejar setan, satu orang yang bisa berbahasa China pergi untuk membeli tiket kereta, dan dia juga mengajak saya buat beli tiket, dia juga yang ngomong ke petugasnya yang semuanya pakai Bahasa China.


Saya gak mau bego, jadi saya nanya ke dia, nomor tempat duduknya yang mana? Sambil nunjukin tiketnya, dia ngasih tahu, mungkin kalau saya gak nanya dia gak bakal ngasih tahu. Ini dia tiketnya, nomor tempat duduknya 06C dan gerbongnya 10, kretanya G7140, itu saja yang saya tahu. Tiket yang pagi sudah habis semua, adanya yang jam 15:08, sedangkan waktu itu masih jam 08:00 pagi, jadi saya harus nunggu lagi selama 7 jam, ada untungnya juga saya nunggu selama 7 jam itu, saya bisa tidur-tidur dulu, saya kesulitan untuk mengabari dosen yang akan menjemput saya, jadi saya nanya sama petugas, “How to connect the wifi?”, dia gak bisa jawab, waktu itu ada remaja cewek duduk juga di situ, saya tanya lagi, di jawabnya malah “first time”, aduh, jadi saya nunjukin HP yang ada tulisan Chinanya ke dia, dia bilang “your chinesse phone number”, saya jawab “I dont have”, dia semakin bingung, saya minta tolong dia minjem nomernya biar saya bisa nyambung ke wifi, untungnya dia ngerti, tapi setelah dia ketik nomornya di HP saya dan dia masukkan kodenya ternyata wechat tetap tidak bisa dipakai, saya minta tolong lagi ke dia buat add dosen saya, dan dia mau, lalu saya minta dia ngirimin foto tiket saya ke dosen saya, pokoknya gitu, Alhamdulillah pole, masih ada orang baik yang mau nolongin.


Setelah 4 jam duduk dan tidur sesekali, saya naik ke lantai atas tempat dimana nantinya kita naik kreta, waktu itu masih jam 12, masuk ke scan koper lagi, scan badan, dan barulah sampai di waiting room, waiting room nya kaya gini ni, di sini saya nanya lagi sambil nunjukin tiket sambil ngomong “where is it”, habis itu saya dtunjukin dimana saya harus nunggu, saya disini sekitar 2,5 jam, saya tutup muka saya pakai kain, banyak yang ngeliatin dari atas ke bawah, gak tahu kenapa, cuek wes, lagian siapa mereka, saya memperhatikan orang-orang yang lewat situ, ternyata bener sekali kata kebanyakan orang kalau orang-orang di China itu kemproh banget, di stasiun yang sebesar ini mereka sangat biasa meludah dan pakai suara khuuuuaaakkk cuuuhhh. Ihhhh!!!! Sumpah lah gilo. Di depan saya ada orang yang duduk dan ketiduran, banyak orang yang lewat dan ngetawain orang ini.


Jam 2 lebih saya mulai antri di depan pengecekan tiket, di sini saya ketemu kakek yang ngajak ngomong pakai Bahasa Entahlah apa, saya jawab aja I dont understain, mbuh dia jawab apa lalu dia pergi, setelah gerbang tiket mulai dibuka, semua orang berdesakan dan mereka juga sangat cepat, ada yang naik lift, ada yang naik eskalator, saya pilih naik lift karena barang bawaan saya banyak sekali, saya pakai naluri aja harus jalan kemana, dan harus bagaimana, saya nyegat orang yang lagi jalan setengah berlari buat nanya gerbong dan kreta ini dimana? Gak ada yang mau berhenti, saya tanya ke petugas dia jawab “right (benar)”,  saya naik gerbong nomor 10 dan mencari tempat duduk 06C, di tengah jalan simpangan sama orang yang bawa koper juga, akhirnya gak bisa lewat dua-duanya, saya nunjuk-nunjuk tempat duduk saya dan saya dibantu sama cowok ngangkatin koper saya, ke depan tempat duduk saya, saya harus naruh carrier saya yang besar di atas, karena raga ini sudah lelas saya agak gak kuat ngangkat, tau-tau ada bapak-bapak bantuain dari belakang ngangkat carrier saya.
Setelah itu saya bisa duduk dengan nyaman, berharap saya gak salah kreta, sebelah saya ada ibu-ibu yang ngajak ngomong lagi, saya bilang aja I dont understain, terus saya tunjukin papor, tiket, dan mbuhlah pokoke saya ngasih tahu kalau saya bukan orang sini, setelah lama sekitar 2,5 jam saya harus menurunkan tas yang ada di atas itu sedangkan saya gak nyampe, ibu itu nolongin saya ngambil carrier, lalu saya bilang bye bye, dia balas gak tahu apa.



China Part I, bersambung . . .