KOPI

Hai Kopi, Senyum berantakanmu selalu memenuhi hidupku, Hai Cangkir, Setiap hari aku tetap merindu bibirmu (Dee Rahman).

Kopi Jalanan

Perjamuan ini, aku tak mengerti, tapi anggur sedikit membuatku bersabar. (Dee Rahman).

Espresso Soda

Kamulah Espresso Soda yang paling manis di lidahku, Kekasih (Dee Rahman).

Cerry

Kau selalu menggoda dengan segarnya tatapanmu (Dee Rahman).

Dee Rahman

Untuk membuat kue seorang wanita tidak perlu berdandan feminin, yang penting dia jatuh cinta rasanya pasti hmmmm (Dee Rahman).

Sabtu, 10 Desember 2016

China-Akupuntur


Intro

Empat tahun yang lalu, saya mengalami kecelakaan motor, tangan kanan saya terbanting ke aspal dengan posisi badan saya terlentang dan tangan saya terbanting ke belakang, saya tidak tahu bagaimana rasanya waktu itu, hanya waktu saya mau memindah motor saya, tiba-tiba tangan saya  sakit, lemas dan tidak bisa membindah motor saya, seperti lumpuh sebentar, beberapa saat kemudian kembali dengan sendirinya, saya pikir hanya keseleo biasa dan saya tidak langsung membawa nya ke dokter atau ke tukang pijat, setelah satu minggu masih terasa sakit, saya pergi ke tukang pijat urat, tidak terlalu ditangani serius, dan tetap sakit, saya pergi ke tukang pijat lainnya, tidak juga berhasil, saya biarkan saja.

Bulan-bulan berlalu, saya tidak merasakan sakit lagi, tapi ketika saya renang, dan saya renang gaya dada, ooohhh.... tiba--tiba lengan saya lepas dari bahu dan rasanya badan saya separuh lumpuh, badan bagian kanan, untung saya renang sama teman saya, dan digendong ke pinggir, saya takut sekali untuk menggerakkan tangan, karena semakin lama sakitnya semakin hmmmm, jadi saya tidak bisa berdiri, menunggu sampai tangan saya kembali ke tempatnya, hanya bisa menunggu sambil menikmati sakitnya, setelah saat itu saya trauma untuk menggerakkan tangan saya untuk hal-hal semacam renang, bulu tangkis, menarik gerbang, mendorong motor, bahkan pernah hanya karena saya menarik handuk dan posisinya tidak pas, lengan saya lepas, saya nangis di dalam kamar mandi, tanpa bisa apa-apa.

Satu tahun berlalu, saya mendaki gunung Arjuno, di situlah saya pernah merasa putus asa, saya takut tidak bisa turun karena saya sedang di puncak, di tepi jurang, saya tidak bisa menggerakkan badan saya lebih dari 20 menit, dan saya nangis, teman-teman saya sudah mencoba berbagai macam cara untuk menyembuhkan, tapi tidak ada yang berhasil, menikmati sakit selama bermenit-menit lamanya, bahkan saya tidak bisa bergerak sama sekali, tapi saya memaksa berdiri dengan bantuan teman saya meskipun rasanya waktu itu saya ingin pingsan tapi saya tidak bisa pingsan, penyebab utamanya adalah suhu dingin, beruntungnya ada pendaki lain yang melihat saya kesakitan dan memberi balsem, beberapa menit setelah diolesi balsem itu baru lengan saya bisa kembali ke bahu.

Sepulang dari gunung, teman saya menyarankan saya untuk pergi ke pijat alternatif, semacam sangkal putung, saya datang kesana, sama orangnya cuma ditekan-tekan, lalu diberi jamu yang rasanya melebihi pahitnya espresso, tiap mau minum jamu itu saya tersiksa, kaje iye kajek enjek kalau kata orang madura, koyo iyo koyo ora kalau kata orang jawa, tapi saya tetap minum jamu itu setiap hari sampai habis, saya juga tidak makan pantangannya, saya tidak boleh makan ikan teri, ikan bandeng, dan sate, eits jangan dikira ini ada klenik-kleniknya lho ya, 3 jenis makanan di atas memang tidak boleh dimakan bagi yang sakit saraf, gimana ya jelasinnya, pokoknya saya ini kena saraf nya gitu lho, gitu wes pokoke.

Pengobatan itu berlalu begitu saja, anggap saja saya sembuh, dan tentayata tidak, lengan saya masih kadang lepas dari bahu, lalu saya pergi lagi ke tukang pijat syaraf yang direkomendasikan teman saya, bahu, lengan, punggung saya diedel-edel, dulu saya tidak pernah takut pergi ke tukang pijat, sekarang saya jadi takut, setelah saat itu saya tidak berani lagi ke tukang pijat, akhirnya saya pergi ke dokter, bahu saya dirongen, kata perawatnya gak papa, lakok sama dokternya disuruh operasi, kampret, ogiaaaahhh.


Reff

Sudah, saya selesai dengan lengan ini, saya sudah putus asa, sekarang saya kuliah di China, tahu kan kalau pengobatan China itu ciamik soro, sampai pada suatu hari dosen saya cerita tentang akupuntur, saya tidak tertarik sama sekali karena saya tidak berani, lawong waktu di Indonesia, teman saya nyuruh saya ke Dokter saraf, saya gak mau karena takut disuntik di bahu saya, apalagi akupuntur, ditusuk belasan jarum dan kata dosen saya rasanya sakit dan sakitnya ciamik soro pisan, ehhh lakok teman saya mekso saya nyoba, mekso bianget wes, yawes saya mau, waktu diperiksa, titik otot dari leher sampai tangan ditekan-tekan, dan semua titik yang ditekan sama dokter nya itu sakit, mulailah terjadi rasa-rasa ingin semaput, tapi lagi-lagi saya tidak pernah bisa semaput bagaimanapun rasa sakit hinggap di badan saya.

Dokternya bilang, sebelum akupuntur perutnya harus kenyang, lalu ditanya, nimen chi guo le ma? artinya kalian sudah kenyang kah? saya jawab, belum, kalau begitu saya mau makan dulu di dekat-dekat sini, eh sama dokternya malah diajak makan di tempatnya dia, hahaha ada gak ya dokter yang begitu di Indonesia? jadilah kami makan sama dokternya itu, dokternya masih muda, hanya di China bisa makan sama Dokter profesional yang masih muda, dikasih teh, diajaki ngomong, setelah setengah jam berlalu, inilah waktunya ditusuki jarum, dag dig dug mendera, saya disuruh berbaring ke kiri, lengan kanan saya diolesi alkohol, lalu jarumnya dikeluarin dari tempatnya, tenan, aku pingin semaput tapi gak isooooo.

Saya betah sakit, saya cuma gak betah takut, tiba-tiba... cep, di leher saya, mbooookkk... titik-titik yang tadi sakit itu yang ditusuk, rasanya leher saya kaya dipaku, so fucking pain, hauufffttt.... saya jadi merasa jadi ada yang lucu, tiba-tiba saya ketawa ke teman saya, eh ketawa itu kok jadi tambah sakit, jembaaaatttt tenan, saya merasa rasa sakit dari jarum kecil itu kok lucu, lucunya lagi, saya gak bisa gerak, saya coba gerakin jari, eh sakitnya semakin  menjadi, gimana saya gak pengen ketawa, tapi begitu ketawa tambah sakit, lak wasu a jenenge.



Saya gak bisa gerak dan merasakan dipaku 12 jarum selama 20 menit, setelah 20 menit saya lega karena saya pikir jarum-jarum itu akan dicabut, tibake, malah diputer-puter, jancuuuuuurrrrrr, sakitnya 2 x lipat lebih sakit dari tusukan pertama, lagi-lagi saya pengen ketawa, dan saya gak bisa ngempet waktu lihat wajah teman saya, jadilah saya kepingkel-pingkel, gimana gak kepingkel-pingkel, sini mikirnya jarumnya mau dicabut eh lakok diputer-puter, begitu ketawa, sakitnya 10x lebih sakit, wassssuuuuuuu hahahaha

Penderitaan ini masih harus saya alami 9x lagi karena terapi ini tidak bisa dilakukan hanya sekali, jadi akan ada wasu-wasu lainnya setelah ini.