KOPI

Hai Kopi, Senyum berantakanmu selalu memenuhi hidupku, Hai Cangkir, Setiap hari aku tetap merindu bibirmu (Dee Rahman).

Kopi Jalanan

Perjamuan ini, aku tak mengerti, tapi anggur sedikit membuatku bersabar. (Dee Rahman).

Espresso Soda

Kamulah Espresso Soda yang paling manis di lidahku, Kekasih (Dee Rahman).

Cerry

Kau selalu menggoda dengan segarnya tatapanmu (Dee Rahman).

Dee Rahman

Untuk membuat kue seorang wanita tidak perlu berdandan feminin, yang penting dia jatuh cinta rasanya pasti hmmmm (Dee Rahman).

Minggu, 22 Januari 2017

Malang, Aku rindu.

Udara di luar sangat dingin, sebenarnya sangat menyenangkan jika seandainya saya berada di Kota ini bersama teman-teman yang sepemikiran, sehoby, suka ngopi, suka nongkorong dan suka ngobrol tentang seni meskipun saya hanya penikmat seni bukan pelaku seni, sedingin apapun udara di luar saya tidak akan ragu untuk meluangkan waktu bersama mereka di tempat yang menyediakan espresso.

Di Kota tempat saya tinggal saya kenal banyak orang dari manca negara, tapi hanya sekedar kenal, ya tidak jarang saya jalan-jalan sama mereka, kalau hanya sekedar jalan-jalan saja ya gampang, saya juga sering kepo tentang bagaimana budaya mereka, begitupun sebaliknya, hanya saja kadang-kadang mereka berbicara memakai bahasa nenek moyang mereka yang saya gak ngerti artinya, satu hal ini adalah hal yang gak asyik.

Satu bulan ini kampus saya libur, tapi saya masih ada kelas, dan itu membuat saya merasa bahwa hidup saya lebih mbois ketimbang mahasiswa-mahasiswa lain, bisa dibilang saya gak libur, beberapa dari mereka ada yang pulang ke negaranya, termasuk salah satu teman saya yang dari Indonesia, hal ini membuat saya merasa kangen dengan Indonesia, bukan dengan Indonesia nya sih tapi kangen sama teman-teman saya di Indonesia yang baik-baik itu.

Saya kangen ngopi sampai pagi, ngobrolin hal yang kadang-kadang penting meskipun lebih banyak gak pentingnya, tapi setidaknya saya tidak pernah merasa sepi kalau di Indonesia, di dini saya tinggal di asrama, di asrama ini kami tidak boleh pulang melebihi jam sebelas malam, kalau pulang lebih dari jam sebelas malam Beasiswa kami dicabut dan kami harus membayar 30 Juta persemester, sudah ada beberapa mahasiswa yang Beasiswanya dicabut karena pulang terlambat.

Di asrama ini masih banyak mahasiswa yang tinggal alias tidak pulang ke negaranya, tapi tetap saja saya merasa sepi karena saya selalu sibuk dengan tugas saya di kamar, saya selalu berpikir, coba ada Boim di sini, paling tidak masih ada teman ngobrol yang nyambung, coba ada si Pawe di sini, paling tidak ada teman yang bisa ngimbangi saya berhayal hal-hal gak jelas, coba ada Lia di sini, yang selalu jadi pendengar yang baik.

Liburan musim dingin ini saya tidak banyak berharap liburannya akan menyenangkan, sekali lagi karena saya tidak punya teman yang sehoby, sengebet apapupun saya ingin mendaki gunung kalau tidak ada teman yang sehoby, saya bisa apa, tidak ada!, saya cuma bisa bikin kopi di kamar, diminum sendirian, buka laptop sampai  listrik di kamar mati, ulangi sampai liburan ini selesai.

Bukannya tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya waktu di Indonesia, pernah, waktu saya bekerja di luar kota, tapi saya masih bisa ngopi sampai larut malam meskipun ngopinya cuma sendirian, ya Tuhan saya benar-benar ingin pulang sebentar saja, ingin makan masakan ibu saya, ingin mendaki gunung,  ingin duduk di meja kerja saya di rumah, ingin naik motor berjam-jam di jalan, ingin menemui orang-orang yang selama ini selalu setia menjadi teman saya, ingin duduk santai di pinggiran Kota kelahiran saya Malang yang sejuk.

Kali ini saya benar-benar merindukan Malang, meskipun dari dulu saya selalu merindukan Malang, hal yang membuat saya bertahan dari rasa sepi ini adalah saya masih punya banyak impian yang harus saya selesaikan di China, entah bagaimana caranya saya tetap akan bertahan dengan rasa sepi ini, saya belajar banyak dari rasa rindu dan harus menunggu, satu-satuya cara yang saya lakukan adalah bersabar.

China, 23 Januari 2017


Senin, 02 Januari 2017

Wo Ding Bu Dong (Aku Gak Itreng)



Orang China itu songong-songong, mereka suka sekali ngerjai bule, mereka suka ngerjai dengan ngomong pake bahasa China nyerocos gitu, rumangsamu kami ngerti?, ya enggaklah, wong kalau ngomong itu cepatnya bukan main, mereka memang super cepat dalam hal apapun, apalagi kalau mahasiswa-mahasiswa China udah ngrepek (nyontek), wuiihhh cepetnya bukan main kalau lihat krepekan, kirain mahasiswa China itu ya perfect gak ada yang curang kalau ujian eh ternyata salah semua perkiraanku, ternyata yo podho wae.

Bahasa China itu huangel sekali, apalagi ngafalin tulisan China, nyantolnya di otak itu susah banget, susah bukan main, gimana ya hidup di China tapi gak ngerti bahasanya, super sekali, super nekatnya gak nguati, ya bagaimana lagi, waktu berangkat ke China malah sama sekali gak ngerti bahasanya kecuali Ni Hao, sampai sekaratpun waktu di bandara nanya-nanya dimana Metro alias Subway ke petugas bandara itu gak ketemu-ketemu muter-muter nganti kesel.

Setelah tiga bulan tinggal di China, apa ada progres? Ada, seujung kuku, dan itu tidak berarti apa-apa karena pernah suatu ketika, waktu saya belanja di supermarket ada nenek yang mau menimbang sayur lobak yang dia beli tapi dia tidak tahu harus memencet apa, waktu antrian di belakang nenek itu sampai panjangnya seperti ular mulet, dan herannya tidak ada yang mau nolongin nenek itu satupun, padahal mereka itu antri di belakang nenek itu lho, kok bisa begitu ya?

Pada dasarnya saya itu tidak suka menolong seperti anggota pramuka, saya cuma gak kanten nunggu nenek itu nimbang gak selesai-selesai, saya maju aja mendekat ke nenek itu, maksud hati ingin menolong, habisnya lamanya kaya hampir mau kiamat, selak matahari terbit dari barat, saya maju aja terus pencet-pencet item sesuai denga sayur yang beliau beli, ehhhh si nenek itu juga belum puas juga, masih saja nanya sama pelayan, sampai disemprit sama pelayannya, wes dikasih tahu kalau itu sudah selesai nimbangnya, diulangi lagi nimbangnya. Sehabis disemprot sama pelayan baru nenek itu minggir.

Andai saya bisa berbahasa China denga baik mungkin saya bisa menjelaskan kalau sayur beliau itu sudah ditimbang dengan benar, title pinter ngomongku jadi gak ada gunanya kalau gini, padahal kalau di Indonesia saya ngadepi nenek-nenek crewetpun saya bisa, menggombal-nggombal dikit juga bisa biar customer mau beli (pas lagi kerja dulu), sekarang cara saya ngomong jadi kaya mistri (tetangga saya yang tuna wicara), am em am em doang, mending ngomong sama mistri karena kami sama-sama ngerti meskipun ngomong pakai bahasa isyarat, lha kalau di sini itu kode angka saja beda jauh, mulai dari angka 6 sampai 10 orang China punya kode sendiri, seperti:

Ini kan kalau di Indonesia artinya “call me please”, angka 6
COUNTING SIX TO TEN

Kalau yang ini di Indonesia jadi kaya “umak wes mangan a?” , angka 7

SEVEN.jpg
Kalau ini di Indonesia malah artinya tujuh, angka 8
EIGHT.jpg

Kalau di Indonesia ini artinya huruf C, angka 9
 NINE.jpg

Kalau ini di Indonesia artinya “Awas Koen yo”
TEN.jpg

Jatuh Cinta

 Sudah lama ya tidak menulis tentang jatuh cinta, oohh jatuh cinta, hahaha
1. Ketika saya jatuh cinta saya bisa menulis apa saja yang saya mau
2. Ketika saya jatuh cinta saya bisa mencuci sebuju buneng tumpukan baju
3. Ketika saya jatuh cinta saya bisa melek berhari-hari hanya untuk jatuh cinta :D
4. Ketika saya jatuh cinta saya bisa berpuisi di tengah badai hujan
5. Ketika saya jatuh cinta saya bisa bekerja dari jam 10 malam sampai jam 1 siang
6. Ketika saya jatuh cinta saya bisa naik gunung dengan bahagia sampai pulang
7. Ketika saya jatuh cinta....

Ah sudahlah, sekarang saya juga masih jantuh cinta, hanya kehilangan suatu kebiasaan saja, menulis, membaca, sekarang akan saya mulai lagi.

Keep Blogging :)


Selamat Natal dan Tahun Baru 2017, Cinta.

http://media.suara.com/view/653x366/0/0/images/2016/12/20/o_1b4daa3tqkc43em120p82k1q1da.jpg

Tahun baru dimanapun bagiku terasa sama, bahkan tahun baru 2017 ini aku tidak melihat kembang api satupun, dan tidak ingin pula melihatnya, sebenarnya esensi dari melihat kembang api itu apa sih? Berlalu dan pergi kan? Dari tahun ke tahun kembang api juga tidak ada perubahan, tetap sama seperti tahun-tahun sebelumnya, macet dimana-mana, orang-orang semua keluar dari rumahnya demi melihat kembang api, aku jadi ingin menertawakan mereka, tapi ya bukan urusanku juga sih dengan kebiasaan mereka menonton kembang api begitu, especially di tiap tahun baru.

Tapi tahun ini agak sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, bedanya adalah tempat tinggalku bukan lagi di Indonesia tapi di China, di China kalau lagi ada hari-hari besar seperti natal dan tahun baru atau hari jomblo beberapa tempat belanja ngasih diskonan, orang-orang China suka banget sama Diskonan, dan kalau mereka lagi hunting diskonan itu benar-benar seperti mau kiamat, mereka cepetnya bukan main, sehabis diskonan selesai supermarketnya kaya habis diterpa badai disaster parah, tsunami malah, kalau kamu mau saingan cepet-cepetan sama mereka jangan harap kamu bisa menang, mungkin kalau kamu punya ilmu kecepatan tangan ada kemungkinan kamu bisa menang, tapi kalau kamu Cuma manusia biasa lupakan saja tentang rebutan barang diskon di supermarket.

Kalau di Indonesia perayaan tahun baru dengan membakar kembang api itu sampai sekarangpun aku gak tahu maknanya apa, tapi kalau di China makna dari membakar petasan atau kembang api itu adalah buat ngusir setan atau buat nakut-nakuti setan, kurang ketce gimana coba orang China itu, bukan malah setan yang menakuti manusia tapi manusia yang menakuti setan, dan untuk menakuti setan mereka gak nunggu sampai ganti tahun, tiap pagi pun mereka mengusir setan dengan menyalakan petasan di pagi-pagi buta, tiap malam juga ada kembang api.

Waktu di Indonesia gak ada jam malam buatku, mau pulang jam berapapun tetap dibukain pintu atau bisa bawa kunci sendiri, tempat tinggalku sekaraang si asrama, jangan harap bisa pulang lebih dari jam 11 kalau gak mau besok paginya dipanggil ke office, habis gitu dibilang “you failed”, bayangin waktu aku tinggal di Indonesia tiap hari pulang paling cepet jam 01:00, sekarang jadi pulang paling lambat jam 10:00 malam, itu kan sesuatu sekali.

Semoga saja tidak ada kesetresan yang hinggap di jiwaku, tapi kalau selama ada kopi dan opium sih hidupku tenang, cuma ada satu yang kurang; kekasih. Gimana gitu rasanya di malam tahun baru gak ada kekasih, ah nggak juga sih, biasa aja, karena malam tahun baru 2017 ini banyak teman-teman yang ketawa cekikikan bahagia sampai bersungut-sungut melihat tingkahku saat melepas celan, eh kok celana sih, melepas tahun 2016.

Ratusan tarian aneh dan nggilani kusuguhkan kepada mereka, mulai dari nari nempel tembok, nari di kasur, goyang gergaji, sampe nari model ulat bulu, kluget-kluget di lantai ada semua, dan keesokan harinya badan rasanya habis dipukuli orang se China, tapi melihat mereka bahagia itu rasanya hutang-hutangku lunas, sebenarnya aku gak bisa nari, kemaren itu ngawur aja yang penting nari aja, untungnya lampu kamarnya dimatiin jadi meskipun direkam setengah mati ya gak bakal kelihatan geraknnya, pantesan sampai sekarang njaremnya dan enter wind nya masih hinggap di badan.

Tahun ini tetap indah, tetap ku syukuri, tetap ku amini doa-doa mu yang baru, semoga kita segera bertemu, tapi nanti, entah tahun baru ke berapa aku ingin melihat kembang api bersamamu dari atas bukit, hmmmm. 

Selamat Natal dan Tahun Baru, Cinta.

Hal yang Paling Saya Kangeni dari Indonesia

1. Tempe
Tempe itu kan bentuknya mengandung Art banget, terbuat dari kedelai yang ditata satu-satu sampai terbentuk seperti jajaran genjang tak beraturan, lalu dikasih perekat sehingga menempel satu sama lain, rasa tempe itu dasarnya adalah rasa kedelai, tapi kedelainya sudah difermentasi, saya yakin orang Indonesia pasti tahu bentuk tempe tapi gak semua orang Indonesia suka tempe.

 Image result for tempe

Lalu apa yang saya lakukan ketika saya kangen banget pengen makan tempe di China?
Belum ada penyelesaian hingga saat ini, sebenarnya ada yang jual Tempe di China, Mahasiswa-Mahasiwa Indo kadang-kadang ada yang bikin, tapi bukan di Kota tempat saya tinggal, jadi ya saya makan di kantin dan saya pesan Ji Rou alias ayam, tapi saya membayangkan kalau yang saya makan saat ini adalah tempe, semua kan tergantung sangkaan kita to. Jadi anggap saja saya sedang makan tempe, titik.

Tapi, kalau inget tempe goreng penyet, rasanya galau setengah mati, tiba-tiba pengen pulang cuma buat makan tempe, alay banget kan.

2. Dadar Jagung
Saya pernah bikin dadar jagung tapi gak tahu ya kok rasanya lain, mungkin karena saya gak pakai seledri, sudah gitu texture nya lembek, sudah gitu nggorengnya kelet (lengket), haish lah pokoknya, kadang-kadang ngeliat foro dadar jagung gitu emosi sendiri.

Image result for dadar jagung

3. Perkedel
Pas nyari gambarnya Dadar Jagung eh perkedel ikutan muncul, saya pernah juga makan perkedel buatan temen saya di sini, tapi rasa perkedelnya itu gak enak banget pokoknya, ini perkedel apa apaan, lidah saya itu emang agak kenyih-kenyih gimana gitu, jadi kalau makan makanan yang rasanya harusnya asin tapi malah jadi manis saya itu bawannya pengen marah aja sama yang masak, bisa masak gak sih.

Image result for dadar jagung

4. Sayur Gambas
Image result for sayur Gambas

Kampret banget liat foto ini, rasanya pengen tiba-tiba pulang, tau-tau ibuk sudah masak sayur ini, sama dibikinin sambel, tempe penyet, semakin kesini semakin baper aja saya nya.

Saya nulis singkat-singkat karena gak betah liat gambar-gambar ini, nulis ini tu sama aja dengan menyiksa diri sendiri, hanya bisa memandang rupa tanpa bisa mencicipinya.



China Part 2

Banyak kesulitan dalam berkomunikasi di negeri ini, awalnya saya pikir saya akan bertemu orang-orang dengan full Inggris, eh ternyata tidak seperti itu, ketika saya bertemu orang-orang Africa, mereka malah berbicara Bahasa Prancis, saya cuma ingat kata “common vous appele vous?” itu doang, ketemu orang korean mereka malah ngomong Bahasa China, duh mbok e... Cuma beberapa orang yang berbicara Bahasa Inggris, itu aja kadang-kadang ya sama-sama gak ngerti lawong sama-sama masih belajar Bahasa Inggris, heuheuheu menyedihkan sekali.
 
Image result for cross language meme

 Ada beberapa kesedihan-kesedihan yang lain, di dormitori (asrama) Foreign Students ini terjadi kecenderungan berkelompok dengan teman-teman senegaranya, misalnya Indonesia dengan Indonesia, Guinea dengan Guinea, Korea dengan Korea, Bangladesh dengan Bangladesh, mereka tidak ada yang membaur, hanya kadang-kadang kalau kebetulan ketemu saja nyapa just say Hello, ya gitu doang. Tidak ada pembicaraan yang agaknya serius, hanya kadang-kadang kalau lagi ada yang ngajak ngomong panjang gitu ya ngobrol panjang nanya-nanya tentang Indonesia, masakan Indonesia, ya begitulah.
Kesedihan yang lain lagi adalah, ketika saya membeli barang di toko online terbesar di China namanya Taobao, kaya di Indonesia Toko Pedia. Di aplikasi ini saya bisa membeli apapun termasuk makanan, buah, dan lain-lain, masalahnya adalah cara berkomunikasi, ketika penjualnya mengirim pesan dan bertanya-tanya tentang alamat, no hp, nama dalam bahasa cina dan menulis dengan karakter Cina, saya bisa mentranslate nya tapi setengah mati membalasnya, tapi beruntungnya ada teman dari Indonesia yang bisa baca tulis dalam bahasa Cina, jadi biar dia yang setengah mati menolong saya hahahaha. Anyway, thanks for your help Albert.
Kesedihan yang lain adalah ketika presentasi di kelas, masalahnya adalah, ada beberapa classmate yang kalau presentasi itu ngomongnya cepet banget, jadi saya gak bisa menangkap apa yang dia bicarakan termasuk dosennya juga gak bisa menangkap apa yang dia bicarakan, jadi dari apa yang teman saya ucapkan itu saya Cuma bisa menangkap beberapa kalimat yang familiar dan gampang di dengar, Bahasa Inggrisnya ngewes se ngewes ngewesnya sampe dosennya bilang jangan terlalu cepat kalo ngomong, biar semua yang mendengarkan bisa ngerti.
Another sadness is ketika saya mendengarkan dosen saya menjelaskan dalam bahasa Inggris yang biasa kita sebut Singlish, atau Chinlish (China-Inggris), itu tu kaya saya lagi melototin dosen yang harusnya ngajar tentang computer sience tapi jadi kaya pelajaran translation inggris, mata kuliahnya susah ditambah lagi ngomongnya mozeng baca more than, ing ong baca in on, poliampao baca for the example, Oohhhhh Gooooddd... seharian cuma buat melototin beliau ngomong apaan, sabar... sabar...
Kalau begini kira-kira Bahasa Inggrisku bakal tambah bagus apa tambah amburadul ya? Kayanya udah sedikit ketularan, kadang-kadang saya ngomong keng yu baca can you kalao lagi ngomong bahasa Inggris, ini ni semacam roaming yang bagaimana saya gak tahu.