Senin, 02 Januari 2017

China Part 2

Banyak kesulitan dalam berkomunikasi di negeri ini, awalnya saya pikir saya akan bertemu orang-orang dengan full Inggris, eh ternyata tidak seperti itu, ketika saya bertemu orang-orang Africa, mereka malah berbicara Bahasa Prancis, saya cuma ingat kata “common vous appele vous?” itu doang, ketemu orang korean mereka malah ngomong Bahasa China, duh mbok e... Cuma beberapa orang yang berbicara Bahasa Inggris, itu aja kadang-kadang ya sama-sama gak ngerti lawong sama-sama masih belajar Bahasa Inggris, heuheuheu menyedihkan sekali.
 
Image result for cross language meme

 Ada beberapa kesedihan-kesedihan yang lain, di dormitori (asrama) Foreign Students ini terjadi kecenderungan berkelompok dengan teman-teman senegaranya, misalnya Indonesia dengan Indonesia, Guinea dengan Guinea, Korea dengan Korea, Bangladesh dengan Bangladesh, mereka tidak ada yang membaur, hanya kadang-kadang kalau kebetulan ketemu saja nyapa just say Hello, ya gitu doang. Tidak ada pembicaraan yang agaknya serius, hanya kadang-kadang kalau lagi ada yang ngajak ngomong panjang gitu ya ngobrol panjang nanya-nanya tentang Indonesia, masakan Indonesia, ya begitulah.
Kesedihan yang lain lagi adalah, ketika saya membeli barang di toko online terbesar di China namanya Taobao, kaya di Indonesia Toko Pedia. Di aplikasi ini saya bisa membeli apapun termasuk makanan, buah, dan lain-lain, masalahnya adalah cara berkomunikasi, ketika penjualnya mengirim pesan dan bertanya-tanya tentang alamat, no hp, nama dalam bahasa cina dan menulis dengan karakter Cina, saya bisa mentranslate nya tapi setengah mati membalasnya, tapi beruntungnya ada teman dari Indonesia yang bisa baca tulis dalam bahasa Cina, jadi biar dia yang setengah mati menolong saya hahahaha. Anyway, thanks for your help Albert.
Kesedihan yang lain adalah ketika presentasi di kelas, masalahnya adalah, ada beberapa classmate yang kalau presentasi itu ngomongnya cepet banget, jadi saya gak bisa menangkap apa yang dia bicarakan termasuk dosennya juga gak bisa menangkap apa yang dia bicarakan, jadi dari apa yang teman saya ucapkan itu saya Cuma bisa menangkap beberapa kalimat yang familiar dan gampang di dengar, Bahasa Inggrisnya ngewes se ngewes ngewesnya sampe dosennya bilang jangan terlalu cepat kalo ngomong, biar semua yang mendengarkan bisa ngerti.
Another sadness is ketika saya mendengarkan dosen saya menjelaskan dalam bahasa Inggris yang biasa kita sebut Singlish, atau Chinlish (China-Inggris), itu tu kaya saya lagi melototin dosen yang harusnya ngajar tentang computer sience tapi jadi kaya pelajaran translation inggris, mata kuliahnya susah ditambah lagi ngomongnya mozeng baca more than, ing ong baca in on, poliampao baca for the example, Oohhhhh Gooooddd... seharian cuma buat melototin beliau ngomong apaan, sabar... sabar...
Kalau begini kira-kira Bahasa Inggrisku bakal tambah bagus apa tambah amburadul ya? Kayanya udah sedikit ketularan, kadang-kadang saya ngomong keng yu baca can you kalao lagi ngomong bahasa Inggris, ini ni semacam roaming yang bagaimana saya gak tahu.

0 comments:

Posting Komentar