Banyak kesulitan dalam berkomunikasi di negeri ini, awalnya
saya pikir saya akan bertemu orang-orang dengan full Inggris, eh ternyata tidak
seperti itu, ketika saya bertemu orang-orang Africa, mereka malah berbicara Bahasa
Prancis, saya cuma ingat kata “common vous appele vous?” itu doang, ketemu
orang korean mereka malah ngomong Bahasa China, duh mbok e... Cuma beberapa
orang yang berbicara Bahasa Inggris, itu aja kadang-kadang ya sama-sama gak
ngerti lawong sama-sama masih belajar Bahasa Inggris, heuheuheu menyedihkan
sekali.
Ada beberapa kesedihan-kesedihan yang lain, di dormitori (asrama) Foreign Students ini terjadi kecenderungan berkelompok dengan teman-teman senegaranya, misalnya Indonesia dengan Indonesia, Guinea dengan Guinea, Korea dengan Korea, Bangladesh dengan Bangladesh, mereka tidak ada yang membaur, hanya kadang-kadang kalau kebetulan ketemu saja nyapa just say Hello, ya gitu doang. Tidak ada pembicaraan yang agaknya serius, hanya kadang-kadang kalau lagi ada yang ngajak ngomong panjang gitu ya ngobrol panjang nanya-nanya tentang Indonesia, masakan Indonesia, ya begitulah.
Kesedihan yang lain lagi adalah, ketika saya membeli barang
di toko online terbesar di China namanya Taobao, kaya di Indonesia Toko Pedia.
Di aplikasi ini saya bisa membeli apapun termasuk makanan, buah, dan lain-lain,
masalahnya adalah cara berkomunikasi, ketika penjualnya mengirim pesan dan
bertanya-tanya tentang alamat, no hp, nama dalam bahasa cina dan menulis dengan
karakter Cina, saya bisa mentranslate nya tapi setengah mati membalasnya, tapi
beruntungnya ada teman dari Indonesia yang bisa baca tulis dalam bahasa Cina,
jadi biar dia yang setengah mati menolong saya hahahaha. Anyway, thanks for
your help Albert.
Kesedihan yang lain adalah ketika presentasi di kelas,
masalahnya adalah, ada beberapa classmate yang kalau presentasi itu ngomongnya
cepet banget, jadi saya gak bisa menangkap apa yang dia bicarakan termasuk
dosennya juga gak bisa menangkap apa yang dia bicarakan, jadi dari apa yang
teman saya ucapkan itu saya Cuma bisa menangkap beberapa kalimat yang familiar
dan gampang di dengar, Bahasa Inggrisnya ngewes se ngewes ngewesnya sampe
dosennya bilang jangan terlalu cepat kalo ngomong, biar semua yang mendengarkan
bisa ngerti.
Another sadness is ketika saya mendengarkan dosen saya
menjelaskan dalam bahasa Inggris yang biasa kita sebut Singlish, atau Chinlish
(China-Inggris), itu tu kaya saya lagi melototin dosen yang harusnya ngajar
tentang computer sience tapi jadi kaya pelajaran translation inggris, mata
kuliahnya susah ditambah lagi ngomongnya mozeng baca more than, ing ong baca in
on, poliampao baca for the example, Oohhhhh Gooooddd... seharian cuma buat
melototin beliau ngomong apaan, sabar... sabar...
0 comments:
Posting Komentar