Adik ini usianya 4 tahun, dia mau masuk TK nol kecil,
namanya molly anak dari bapak Abdul dan Ibu Rose, Adik kecil ini 2 minggu lagi
akan masuk TK, dia sedang ke penjahit untuk membuat seragam yang ia
idam-idamkan, akhirnya jadilah seragam TK milik molly, ayahnya menyuruh molly
memakai seragam itu sesampainya dirumah, molly membuka seragamnya, tapi wajah
molly tiba-tiba berubah, wajahnya langsung marah ketika dia melihat rok buatan
penjahit, dia ingin membuang rok itu bahkan ingin menggunting-guntingnya, sambil
mencaci maki ‘penjahit goblok, ngapain jahitin rok buat aku’. Dia bilang begitu
berkali-kali sambil mengelilingi rumahnya dengan rok (seragam) di tangannya.
Molly tidak mau memakai rok, yang dia mau adalah celana
(seragam) seperti milik sepupunya, molly ini memang tidak pernah memakai rok,
dia biasa memakai celana, mungkin dia akan merasa asing dengan dirinya ketika
dia memakai rok itu, akhirnya molly tidak mau sekolah karena permintaan molly
memakai celana tidak dipenuhi oleh orang tuanya.
Satu tahun berlalu, teman-teman molly setiap hari pergi ke
sekolah dan selalu pulang membawa cerita seru dari sekolah, akhirnya molly mau
bersekolah meskipun memakai rok dengan perasaan canggung, teman-teman molly di
kampung sudah naik kelas TK nol besar, sedangkan molly baru bersekolah dan
tertinggal setahun dari teman-teman sebayanya.
Waktu itu molly duduk (sebangku) dengan Nurul, Nurul ini
anak yang pendiam, rajin, gak clometan, gak nakal, suatu hari di kelas setelah
ibu guru bercerita, si Nurul mencatat tapi Molly mengajak berbicara Nurul,
karena Nurul sedang sibuk mencatat Nurul tidak menggubris pertanyaan Molly,
Molly tersinggung karena dia ‘nggak direken’ sama Nurul, Molly sedang mengunyah
permen karet di mulutnya, molly suka membeli permen karet yang harganya waktu
itu Rp. 100,- / biji dan permennya warna-warni, ada yang warna biru, ada yang
hijau, ada yang merah dll, si Nurul tetap sibuk dengan buku dan potlotnya
sedangkan si Molly sudah kadung tersinggung, dengan sangat santai Molly
mengambil permen karet yang dikunyahnya lalu diletakkannya kunyahan permen
karet itu di rambut Nurul.
Molly ini anak kecil yang tidak terlalu membaur dengan
teman-teman sekelasnya, dia hanya suka mengamati teman-temannya yang
dianggapnya manja seperti Yhany, nakal seperti Dian, dan membosankan seperti
Nurul, molly ini nggak nakal hanya saja dia keras kepala, anak kecil yang keras
kepala, dan dia tidak merasa bersalah sama sekali karena sudah membuat rambut
Nurul berantakan akibat permen karet itu.
Keesokan harinya, rambut Nurul botak, Nurul diantar kakaknya
ke sekolah, Molly bersikap seperti biasa, seperti kemaren sebelum merusak
rambut Nurul, dan yang nyebelin lagi Molly bertanya pada Nurul ‘rambutmu
kenapa?, kok botak gitu?’, kalau kamu jadi Nurul kamu jawab apa pertanyaan
Molly?, memang dasarnya Nurul ini pendiam dan tidak mau bermasalah dengan
siapapun, Nurul menjawab ‘digunting mbakku’, Molly bertanya lagi ‘Lho ngapain
digunting, pake minyak tanah lho bisa ilang (permen karetnya)’, Nurul menjawa
lagi ‘nggak bisa, udah dicoba semua dari kemaren’.
Molly kecil tidak suka kalau dia tidak didengarkan ketika
berbicara, entah itu sifat yang diturunkan siapa, Molly kecil tidak aktif di
kelas, Molly kecil suka mengamati teman-temannya dengan diam, mungkin permen
karet yang dia ambil dari mulutnya lalu diletakkan di kepala Nurul itu adalah
bentuk kekesalan dia, tapi dia tetap tidak merasa bersalah, mungkin dia belum
mengerti tentang maaf.
Hingga sekarang, aku bingung kenapa Molly kecil bisa sampai
seperti itu, tidak ada yang mengajarinya seperti itu, aku juga heran kenapa
Molly seperti sudah mempunyai karakter keras kepala dari kecil, sampai
sekarangpun masih sama, dia tidak suka kalau dia tidak didengar ketika dia
berbicara.
0 comments:
Posting Komentar